Sebut Ada 3.195 Demonstran Ditangkap, FMN: Bukti Pemerintah Anti Demokrasi

oleh -1537 Dilihat
DEMO - Massa FMN saat melakukan aksi terkait kondisi Indonesia saat ini
banner 468x60

INDOPOL MEDIA, JAKARTA – Front Mahasiswa Nasional (FMN) mengeluarkan pernyataan sikap keras pada Selasa, 9 September 2025, terkait situasi demokrasi di Indonesia. Dalam pernyataan itu, FMN menuding pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bersikap fasis, anti-demokrasi, dan semakin represif terhadap gerakan rakyat.

FMN menyampaikan penghormatan kepada para pejuang demokrasi, organisasi rakyat, hingga tahanan politik yang disebut telah berkontribusi besar dalam perjuangan pembebasan bangsa. Namun, mereka menilai rezim saat ini justru merespons aspirasi rakyat dengan tindakan represif melalui aparat kepolisian maupun militer.

banner 700x875

“Pasca pidato Presiden Prabowo yang memberi instruksi untuk menindak tegas demonstran yang disebut teroris dan makar, tindakan intimidasi, penangkapan, hingga kekerasan meningkat signifikan di berbagai daerah,” kata Symphati Dimas Rafi’i
Ketua Umum Front Mahasiswa Nasional (FMN) dalam rilisinya kepada Indopol Media.

FMN menyoroti penangkapan Del Pedro Marhaen, Direktur Lokataru Foundation, pada 1 September 2025 di Jakarta dengan tuduhan provokasi dan pelanggaran UU ITE. Mereka menyebut kasus tersebut sebagai bentuk pembungkaman suara rakyat.

Di Bandung, aksi massa di Universitas Islam Bandung dan Universitas Pasundan juga berujung bentrokan. FMN mencatat, belasan mahasiswa luka-luka akibat tindakan aparat.

Sejak 25 Agustus 2025, menurut FMN, sebanyak 3.195 orang ditangkap dalam aksi-aksi protes di berbagai daerah. Mereka mengklaim, banyak dari tahanan kesulitan mendapatkan bantuan hukum karena dihalang-halangi oleh aparat kepolisian.

“Semua ini jelas menggambarkan watak fasis dan anti-demokrasi dari rezim Prabowo,” tegas Symphati Dimas Rafi’i.

FMN pun menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, mulai dari buruh, mahasiswa, intelektual, hingga petani, untuk terus memperhebat kampanye dan perjuangan anti-fasis, anti-imperialisme, dan anti-feodalisme di perkotaan maupun pedesaan.

“Perjuangan rakyat tidak boleh berhenti sampai belenggu sistem setengah jajahan dan setengah feodal ini dihancurkan,” tutupnya. (rls)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.