INDOPOL MEDIA – Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Barito Utara, menjadi perhatian salah satu aktivis pemuda setempat.
Aktivis Barito Utara, Saleh Purwanto berharap agar PSU tidak menjadi momok yang menakutkan bagi warga. Pasalnya tidak bisa dipungkiri, putusan MK yang menetapkan PSU di dua TPS di Barito Utara menjadi kekhatiran masyarakat.
Baik dari potensi konflik maupun dari praktek politik kotor menjelang dan sesudah pemungutan suara. “Ini harus disikapi bagi stekholder baik itu penyelenggara pemilu maupun aparat keamanan,” kata Saleh Purwanto.
Saleh menyarankan kalau sebelum digelar PSU ke dua pasangan calon harusnya ada rekonsiliasi atau kesepakatan bersama untuk siap memerima kekalahan.
Apalagi kata inisiator lahirnya HMI Komisariat Lafran Pane Muara Teweh ini, sekarang adalah bulan ramadan yang menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan silaturahmi.
“Saya kira alangkah baiknya kalau pasangan calon ini dibuatkan MoU agar mereka berkomitmen untuk menjaga stabilitas di Barito Utara menjelang dan sesudah PSU,” katanya.
Hal itu sangat penting, mengingat selisih suara kedua pasangan calon pada Pilkada Barito Utara sebelumnya hanya selisih 7 suara.
“Dengan perolehan suara yang selisihnya sangan kecil, maka pastinya semua pasangan calon akan melakukan semua upaya untu memenangkan PSU nantinya. Kita harus antisipasi baik itu kecurangan maupun potensi konflik,” jelasnya.
Saleh berharap kepada penyelenggara Pemilu, baik KPU maupun Bawaslu untuk melakukan inovasi untuk mencegah hal tersebut. Selain itu, saleh juga meminta agar pasangan calon untuk selalu menjaga persatuan demi kondisifitas Barito Utara yang selama ini terjaga.
“Kita berharap semua elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menyukseskan PSU ini dengan cara untuk tidak menjadi bagian dari kecurangan maupun pemicu konflik,” tutupnya. (din)
