INDOPOL MEDIA, KUALA KURUN — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai budaya dan karakter daerah.
Hal ini disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, usai meninjau sejumlah ruang kelas di SMA Negeri 1 Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Sabtu (21/6).
“Pak Gubernur sangat konsisten dan fokus di dunia pendidikan. Beliau ingin anak-anak kita bukan hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki karakter, mindset yang baik, serta attitude yang terpuji. Ini semua harus sejalan dengan upaya pelestarian budaya lokal,” ujar Reza kepada awak media.
Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, Pemprov Kalteng melalui Dinas Pendidikan telah menginstruksikan pelaksanaan program Kamis Berbahasa Daerah, di mana seluruh satuan pendidikan diminta menggunakan bahasa daerah setempat setiap hari Kamis. Selain itu, siswa dan guru juga dianjurkan mengenakan atribut khas Dayak seperti lawung atau sumping.
“Misalnya di Barito, siswa bisa menggunakan bahasa Dayak Bakumpai atau Manyan. Di wilayah barat, disesuaikan dengan bahasa daerah masing-masing. Ini adalah langkah konkret menjaga semangat Belum Bahadat yang menjadi filosofi hidup masyarakat Dayak,” jelas Reza.
Ia mengakui, implementasi program ini masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari guru-guru yang berasal dari luar daerah. Namun demikian, Disdik Kalteng terus melakukan edukasi dan evaluasi agar program ini berjalan secara optimal.
“Kita tahu, merubah pola pendidikan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dibutuhkan konsistensi dan kontinuitas. Kami optimis, seiring waktu, pendidikan Kalteng akan semakin maju tanpa meninggalkan akar budayanya,” tegas Reza penuh semangat.
Dengan program-program berbasis kearifan lokal seperti ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas dan kompetitif, tetapi juga berkarakter kuat serta mencintai budaya warisan leluhurnya. (rls)
